Sabtu, 02 Juli 2022

Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu

Pada masa Rosulullah SAW, para sahabat dan ulama terdahulu selalu memelihara shalat tahajud dan ibadah lainnya dengan baik, sempurna dan penuh antusias.  

Salah satu contuh, seorang sahabat, jika malam tiba, selalu mengerjakan shalat di mihrabnya dan jika ia tak kuasa menahan kantuk, maka ia segera berkata, “Wahai jiwa, ingatlah kematian dan segala yang terjadi sesudahnya!” Akhirnya, ia pun terus mengerjakan shalat malam hingga fajar. Sahabat yang lain  tidak tidur sedikitpun sepanjang malam.

Sementara itu Ibnu Abu Dawud berkata, bahwa sebagian ulama salaf mengkhatamkan atau menamatkan Alquran sekali dalam dua sampai satu bulan, 10 malam, delapan, tujuh, dan enam malam. Sebagian yang lain menamatkan Alquran dalam lima, empat, tiga, dan dua malam. Ada juga yang menamatkan dalam satu hari satu malam. Bahkan ada yang menamatkan Alquran dua dan tiga kali dalam satu hari satu malam. Dan hebatnya lagi, ada yang delapan kali dalam sehari semalam. Yakni, empat kali pada waktu malam dan siang.

Di antara yang menamatkan Alquran satu kali dalam satu hari, yaitu Utsman bin Affan, Tamim ad-Dariy, Said bin Zubair, Mujahid, dan  Imam Syafi’i.  Sali bin Umar, seorang qadhi di Mesir pada masa pemerintahan Dinasti Muawiyah, mengkhatamkan Al Quran tiga kali dalam sehari, Abu Bakar bin Abu Dawud menamatkan Alquran tiga kali dalam satu malam. Selain itu,  Ibnu Khatib menamatkan Alquran empat kali pada siang dan malam.

Generasi Islam awal  dan terdahulu merupakan generasi muslim terbaik sepanjang masa.  Amalan ibadah mereka patut dijadikan teladan bagi generasi setelahnya. Para sahabat di masa nabi dan para ulama terdahulu memiliki keteguhan dalam beribadah dan beramal sholih.  Lantas bagaimana dengan keadaan kita di masa akhir zaman ini?

Jikapun kita saat ini belum mampu mengimbangi prestasi amal ibadah para shahabat dan ulama terdahulu, maka  Ada dua amalan akhir zaman yang lebih ringan namun memiliki timbangan yang berat di mata Allah SWT, yaitu menuntut Ilmu dan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Suatu hari Rasulullah SAW menuju Masjid Nabawi di Madinah. Di dalam masjid, Rasulullah SAW mendapati ada beberapa kelompok  sahabat yang berbeda aktivitasnya. Pada majelis pertama, sekelompok sahabat sedang melaksanakan ibadah sholat sunnah, di sisi lain masjid sekelompok sahabat berzikir menyebut asma Allah. Mereka juga memohon kepada-Nya untuk memenuhi hajat mereka. Sedangan pada majelis lainnya, sekelompok sahabat berada dalam majlis ilmu. Mereka melakukan kajian perihal ketentuan agama dan hukum Islam. 

Menjawab pertanyaan shahabat terkait ketiga kelompok  itu, Rosululloh mengatakan bahwa semua majlis majelis itu sama-sama baiknya, namun majelis ilmu lebih baik dan lebih utama dari majlis yang lainnya.

Sambil menunjuk kepada majelis zikir, Rasulullah SAW mengatakan bahwa Mereka yang  berdoa dan berharap kepada Allah SWT. Jika Allah menghendaki, Dia akan mengabulkan permohonan mereka. Tetapi jika Allah berkehendak lain, bisa saja Allah tidak memenuhi permintaan mereka. Sekelompok sahabat yang sholatpun kadarnya ditentukan oleh kekhusyuan sholat orang tersebut, bahkan bisa saja sholatnya tidak diterima dan sia-sia.  

Adapun mereka yang berada dalam majlis ilmu, Mereka ini yang lebih baik dan lebih utama, kata Rasulullah SAW, karena  orang yang berada di dalam majlis ilmu sudah pasti ibadahnya diterima oleh Allah, hatta dilakukan dalam keadaan bersantai, bersandar bahkan mengantuk sekalipun. 

Dalam riwayat lain Rasulullah Saw bersabda, yang artinya: “Menghadiri majlis ilmu lebih baik daripada sholat 1000 roka’at, menjenguk 1000 orang sakit, dan melayat 1000 jenazah”. 

Menuntut ilmu merupakan hal yang sangat Rasulullah SAW anjurkan, agar umatnya terus tafaqquh fii diin sampai akhir hayat mereka dan terus bersemangat untuk menghadiri majlis ilmu, sampai hari kiamat. Orang awam yang tidak mengkaji atau berhenti menuntut ilmu, amalannya tidak sah dan tidak akan mendapatkan pahala dari ibadah dan amal sholihnya. 

Namun  sang penuntut ilmu yang terus mengkaji, selama masih terus  mengkaji, meskipun belum faham, maka ibadah yang masih salahpun akan mendapatkan pemakluman atau pemaafan, sehingga amal kita mengkaji dan amal ibadah kita tetap diterima sebagai pahala yang utama oleh Allah SWT. -Tidak wajib faham tapi yang wajib adalah terus mengkaji atau terus menuntut ilmu hingga akhir hayat dan zaman.

Orang yang menuntut ilmu akan mendapatkan keutamaan yaitu, Dicukupkan cita2nya, kebutuhan nya, rezekinya, dan diberikan rezeki yang tidak disangka-sangka. Yaitu rezeki berupa harta benda yang barokah, rezeki sehat walafiat, rezeki anak-anak yang sholih dan rezeki terbesar berupa Ridho Allah SWT.

Rezeki yang barokah, yaitu rezeki yang cukup dan bermanfaat bagi diri, keluarga dan lingkungannya.  Namun, rezeki yang baik tidak selalu berupa materi, harta atau uang yang banyak, karena apalah artinya harta yang melimpah itu bila ia tidak mendatangkan kebaikan, tidak masuk kotak amal, dan tetap menjadikan kita susah beribadah, malah meninggikan syahwat, amarah yang menjerumuskan kepada dosa dan menampilkan keburukan.Kesehatan badan dan jiwa adalah rezeki yang lebih tinggi nilainya dari rezeki harta. 

Rezeki berupa anak-anak dan keluarga yang sholih solihah bernilai lebih tinggi lagi dari kedua rezeki di atas, rezeki anak yang sholih akan menjadi  sumber akebahagiaan orangtuanya. Sedangkan Ridho Allah adalah rezeki yang tertinggi yang akan didapatkan oleh para penuntut ilmu.  Bila Allah Ridho rezeki berlimpah atau sedikit tetapkan barokah, membawa manfaat yang besar  serta membawa kebahagiaan dan ketenangan.

Bershalawat (mengucapkan doa) kepada Nabi Muhammad SAW dianjurkan kepada umat Islam. Tak hanya umat beliau, bahkan Allah dan malaikat juga bershalawat kepada Rosululloh Muhammad SAW. Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 56 yaitu: 

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

“Shalawat dari Allah adalah pujian-Nya kepada Nabi di hadapan malaikat. Sedangkan shalawat malaikat dan umat muslim kepada Nabi adalah doa.”  

Sholawat kepada nabi memiliki keutamaan mulai dari memberikan ampunan dari semua kesalahan dan dosa serta kesalahan umat Muhammad, meningkatkan derajat dan kebaikan, menghapuskan keburukan, hingga menambah pahala dan menjadi penghibur kelak di alam kubur.

Membaca shalawat nabi juga dapat membantu kita mendapatkan syafaat dari Rasulullah. yaitu pertolongan Di kehidupan akhirat nanti.  Umat muslim yang bershalawat untuk nabi maka akan termasuk golongan manusia yang paling utama di sisi-Nya. Bukan hanya itu, Allah juga akan mengalirkan keberkahan dan kebaikan bagi siapa saja yang bershalawat pada Rasul utusan Allah. Bahkan keberkahan tersebut akan terus mengalir hingga anak dan cucunya.##

Tidak ada komentar:

Posting Komentar