Sabtu, 16 Juli 2022

Makna dan Hikmah Ibadah Haji




Makna Ibada Haji

Kalau Thawwaf dan Sa’i adalah “manasik“ atau amalan dengan gerakan terus menerus, maka Wukuf adalah diam tanpa gerakan. Hal ini bisa kita maknai, setelah kehidupan diwarnai dengan gerakan, pada akhirnya suatu saat gerakan itu akan berhenti, jantung berhenti berdetak, mata berhenti berkedip, kaki berhenti melangkah, semua berhenti bergerak, ituah kematian. Kematian bukan akhir hidup kita, melainkan kita nanti akan dibangkitkan dan di kumpulkan di padang Mahsyar.

Hikmah Ibadah Haji

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Baihaqi disebutkan bahwa  “Ibadah haji adalah (wukuf) di Arafah.” Artinya, Pilar dan pokok inti dari ibadah Haji adalah saat wukuf di Arafah. Kalau thawwaf dan sa’i adalah “manasik“ atau amalan dengan gerakan, gerakan terus menerus, tetapi Wukuf adalah diam tanpa gerakan.

Hal ini bisa kita maknai, setelah kehidupan diwarnai dengan gerakan, pada akhirnya suatu saat gerakan itu akan berhenti, jantung berhenti berdetak, mata berhenti berkedip, kaki berhenti melangkah, semua berhenti bergerak, ituah kematian.

Kematian bukan akhir hidup kita, melainkan kita nanti akan dibangkitkan dan di kumpulkan di padang Mahsyar. Maka wukuf di padang Arafah adalah lambang dikumpulkannya kita di padang Mahsyar, dimana tidak ada tolong menolong yang dapat dilakukan diantara sesama manusia. Wukuf ini memberikan rasa keharuan dan menyadarkan bahwa kita semua kelak akan diminta untuk mempertanggung jawabkan atas segala yang telah dikerjakan selama di dunia. 

Allah berfirman dalam surat Al Hajj ayat 7


Di dalam ayat yang lain di surat Al Zalzalah ayat 6, Allahpun berfirman: 


Di dalam sebuah hadits yang Diriwayatkan oleh  Muslim, "Pada hari kiamat, matahari diturunkan dan berlantaikan timah sehingga orang-orang akan berkeringat. Namun Allah akan memberikan naungan kepada tujuh golongan, yaitu :

  1. Imam yang adil.
  2. Pemuda yang tunduk dengan beribadah kepada Allah.
  3. Seorang laki-laki yang hatinya digantungkan di masjid, yaitu selalu senang beribadah ke masjid.
  4. Dua orang laki-laki yang berkumpul untuk ibadah dan berpisah juga karena Allah.
  5. Seorang lelaki yang takut akan melanggar perintah Allah saat digoda oleh perempuan.
  6. Orang yang merahasiakan sedekahnya.
  7. Seseorang yang saat mengingat Allah takut akan siksaan api neraka
Pada bulan haji ini, umat Islam se dunia tuntas melaksanakan manasik, rukun haji, mengadakan pertemuan tahunan secara besar-besaran, yang pesertanya berdatangan dari seluruh penjuru dunia, yang terdiri atas berbagai bangsa.

Gerakan ibadah yang dilakukan secara serempak dalam suasana khusyu’ mengesankan keagungan Allah. Bacaan-bacaan yang dikumandangkan mensucikan dan mentauhidkan Allah memberi makna bahwa kaum muslim harus hidup dinamis, senantiasa penuh gerak dan perjuangan, bahkan pengorbanan demi untuk menggapai keridhaan Allah swt. Peristiwa sa’i mengingatkan manusia akan perlunya hidup sehat disertai usaha sungguh-sungguh dan perjuangan habis-habisan dalam meraih kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan paripurna.

Pada akhirnya, dengan pakaian putih ihram tak berjahit itu, mereka berkumpul melakukan wukuf di ‘Arafah. Dan di Padang ‘Arafah itu, dirasakan bahwa semua manusia sama dan sederajat di sisi Allah, berdoa, sambil mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan semesta alam. Manusiapun insaf sesungguhnya betapa kecilnya dia dan betapa agungnya Allah SWT dan kelak kita semua pasti akan kembali kepadaNya. ##

Masjid Baitul Muttaqien
BKP RW 01 Margatani Kramatwatu
30 Juli 2022
Bapak Ustadz H. Ali Yusuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar